13 Februari 2009

Kekuatan DOA




Hakikat doa adalah sebagai penuntun kita untuk mengubah diri. Hidup kita, tidaklah hitam-putih sebagaimana televisi zaman dahulu. Ia tidak pula sestatis laut mati. Namun, senantiassa bergerak, karena hidup selalu penuh dengan tantangan dan kebutuhan.

HAKIKAT DO’A
  • Do’a adalah sarana hubungan langsung antara manusia dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai permohonan, pengaduan untuk melepaskan diri dari segala kesulitan dan mohon pertolongan.
  • Allah sangat dekat bila kita mau mendekat.
  • Allah mendengar keluhan dan permohonan hamba-NYA. Oleh sebab itu dianjurkan berdo’a kepada-NYA.
  • Dengan berdo’a kita mengakui kelemahan diri dan meyakini kekuatan serta kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa, tiada daya dan upaya melainkan dari Allah SWT.

1. Keutamaan Do’a
  • Do’a termasuk ibadah yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain.
  • Do’a itu merupakan inti ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah: “Do’a itu adalah inti ibadah” (HR. Turmudzi dari Anas bin Malik).
  • Dengan berdo’a kepada Allah seseorang akan merasa dekat dengan Allah, tidak ada batas yang menghalang-halangi.
  • Dengan berdo’a kepada Allah, maka terjalinlah komunikasi antara manusia dengan Tuhannya.
  • Jika manusia mau berdo’a kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan do’anya, sebagaimana firman Allah: “Berdo’alah kepada-KU niscaya akan Aku kabulkan bagimu” (QS Al-Mukmin: 60).

2. Sejarah Asal Mula Do’a
  • Pada kitab “Khozinatul Asrar” disebutkan bahwa setelah Nabi Adam diciptakan dan ditiup roh oleh Allah, diajarkan cara berdo’a sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Fatihah yang artinya: “Ya Tuhanku, tunjukanlah aku jalan yang lurus, yaitu jalan mereka yang memperoleh nikmat dari-MU, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan jalan mereka yang sesat”.
  • Ketika Nabi Adam dan istrinya terbujuk oleh iblis sehingga melanggar larangan Tuhan hingga mereka pun berdo’a: “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami tergolong orang-orang yang merugi” (QS Al-A’raf: 22-23).
  • Sejak saat itulah mulai dikenal do’a dan digunakan oleh anak cucu Adam hingga sekarang.

3. Mengapa Manusia Berdo’a..?
  • Karena jiwanya yang merasa terpanggil untuk memohon perlindungan ketika mendapat kesulitan yang ia tidak sanggup mengatasinya sebab manusia diciptakan dalam keadaan lemah.
  • Karena do’a itu merupakan perintah Allah, yang ditujukan kepada manusia itu sendiri, maka wajiblah manusia itu berdo’a kepada Allah.

4. Sopan Santun dan Tata Cara Berdo’a
  • Bertaubat dulu sebelum berdo’a untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
  • Menghadap kiblat dengan perasaan rendah diri.
  • Mengangkat kedua tangan setinggi bahu dengan suara lembut, yakni tidak keras sebagai layaknya memanggil orang di tempat yang jauh.
  • Mengawali do’anya dengan menyebut nama Allah dan memuji kepada-Nya serta menyebut langsung tujuan berdo’a.
  • Mengulang do’anya minimal 3 kali, tanpa merasa jemu atau bosan.
  • Hendaknya susunan kalimat do’anya tidak bersajak, cukup dengan susunan kata yang sederhana, tidak perlu dilagukan.
  • Dianjurkan memakai susunan kalimat do’a yang berasal dari Rasulullah SAW, terutama do’a-do’a yang terdapat dalam Al-Qur’an.
  • Mengakhiri do’anya dengan bacaan shalawat kemudian dilanjutankan dengan bacaan hamdalah.

5. Syarat Terkabulnya Do’a
  • Harus bersungguh-sungguh, yakni tidak sekedar basa-basi.
  • Adanya kesucian hati, yakni jangan asal mulut bergerak, sementara hati melayang kesana kemari.
  • Bersih dari noda dan dosa, yakni tidak makan barang yang haram. Seperti makan hasil korupsi, mencuri atau membohongi orang.
  • Harus yakin bahwa do’anya itu pasti akan dikabulkan.
  • Tidak berkeputusan bila do’anya belum terkabulkan.
  • Berdo’a tidak pada sesuatu yang dilarang atau yang mustahil didapat. Misalnya, berdo’a mohon dijatuhkan uang sekarung dari langit.

6. Waktu Yang Mustajab Untuk Berdo’a
  • Pada bulan Ramadhan, terutama di malam Lailatul Qadar.
  • Pada saat wukuf di Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
  • Pada hari Jum’at, baik siang ataupun di malam harinya.
  • Pada saat mendengar seruan adzan, baik diwaktu-waktu masuknya shalat ataupun lainnya.
  • Pada waktu antara adzan dan qomat ketika akan mengerjakan shalat.
  • Pada waktu selesai shalat fardhu, terutama ketika sujud dalam shalat.
  • Pada saat ceramah agama (pengajian) dalam suatu majelis dengan do’a bersama.
  • Pada saat minum air zam-zam

7. Orang Yang Terkabul Do’anya.
  • Do’a orang tua terhadap anaknya.
  • Do’a anak shaleh terhadap orang tuanya.
  • Do’a orang yang terdesak.
  • Do’a orang yang teraniaya (baik fisik maupun bathin), walau ia bukan muslim.
  • Do’a pemimpin yang adil.
  • Do’a orang yang berjasa terhadap umat.
  • Do’a orang yang menjalin hubungan kerabat.
  • Do’a orang muslim terhadap sesama.
  • Do’a orang dalam perantauan.
  • Do’a orang yang bertaubat menyesali perbuatan dosanya.

8. Sebab-sebab Do’a Tidak Terkabul
Biasanya orang berdo’a tidak terkabul itu ia mudah berputus asa, sehingga ia tidak mau mengoreksi dirinya. Bahkan terkadang Tuhanlah yang disalahkan. Padahal diterima tidaknya suatu do’a itu tergantung orang yang berdo’a itu sendiri, sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang ulama terkenal IBRAHIM bin ADHAM, ketika ia berkunjung ke Bastoh, ia didatangi orang-orang untuk mengadukan pertanyaan: “Apakah sebabnya nasib kami itu tidak kunjung berubah, padahal kami selalu berdo’a kepada Allah dan bukankah Dia berjanji akan mengabulkan do’a hamba-Nya”.

IBRAHIM bin ADHAM menjawab: “Sebenarnya do’a tidak terkabul itu ada 10 macam sebab, yaitu:
  1. Kamu mengaku mengenal Allah, namun hak-hakNya tidak kamu penuhi.
  2. Kamu mengaku cinta kepada Rasul, namun ajarannya tidak kamu jalani.
  3. Kamu membaca Al-Qur’an, namum isi yang terkandung didalamnya tidak kamu amalkan.
  4. Kamu mengakui syetan itu adalah musuhmu, namun perbuatanmu persis dengan perbuatan syetan.
  5. Kamu berdo’a memohon agar dihindarkan dari siksa neraka, namun dirimu kau campakkan ke dalamnya dengan banyak berbuat dosa dan maksiat.
  6. Kamu berdo’a memohon agar masuk surga, namun amal perbuatanmu tidak mencerminkan ahli surga.
  7. Kamu sibuk menggunjing aib orang lain, namun aibmu sendiri kau lupakan.
  8. Kamu percaya bahwa kematian itu pasti datang, namun kamu tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan banyak berbuat kebaikan.
  9. Kamu kuburkan orang mati, namun kamu tidak mengambil pelajaran dari peristiwa kematian itu.
  10. Kamu rasakan nikmat dari Tuhanmu, namun kamu tidak pernah bersyukur kepada si Pemberi nikmat yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Selanjutnya IBRAHIM berkata: “karena itu bagaimana mungkin do’amu akan terkabul..?

9. Hal-hal Yang Merusak Do’a
  1. Berdo’a untuk mencelakakan diri sendiri karena ia bosan hidup atau berdo’a untuk mencelakakan orang lain. Misalnya berdo’a: “Wahai Tuhanku, celakakanlah dia agar usahanya bangkrut”.
  2. Berdo’a karena merasa kesal.
  3. Adapun mendo’akan kebinasaan terhadap orang yang berbuat dzolim tidaklah dilarang. Misalnya berdo’a untuk orang yang berbuat sewenang-wenang kepada kita, lalu kita berdo’a: “Wahai Tuhanku, binasakanlah mereka agar aku bisa hidup tenteram di dalam menunaikan perintah-Mu”.

ke Menu Utama
ke Halaman Depan
Related Posts with Thumbnails